Sabtu, 20 April 2013

4.Memperjelas perencanaan dan pelaksanaan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.



secara garis besar puisi dapat dibagi menjadi: Puisi Lama, Puisi Balai Pustaka, Puisi Pujangga Baru atau Puisi Baru, Puisi Angkatan 45 atau Puisi Bebas, dan Puisi Kontemporer.
1)      Puisi Lama
Puisi Lama (sering disebut juga puisi Melayu Lama) adalah puisi yang memancarkan kehidupan masyarakat lama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat lama (Alisjahbana,1954: 4).
beberapa jenis puisinya, antara lain: pantun, syair, gurindam, dan talibun.
Pantun adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
(a)  setiap baitnya terdiri atas empat larik/baris;
 (b)  memiliki rima akhir  (persamaan bunyi)  /a/-/b/-/a/-/b/;
(c) tiap larik biasanya terdiri atas empat kata;
(d) larik pertama dan kedua merupakan sampiran (semacam teka-teki), sedangkan larik ketiga dan keempat merupakan isi.
Menilik ragam isinya ada tiga macam jenis pantun, yaitu: pantun anak-anak, pantun orang muda, dan pantun orangtua.
Pantun anak-anak dapat dirinci menjadi pantun bersukacita dan pantun berdukacita.Pantun orang muda dapat dibagi menjadi pantun dagang/nasib, pantun muda, dan pantun jenaka.
Sementara itu, pantun orangtua dapat dibagi menjadi pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama.
Syair adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(a) setiap baitnya terdiri atas empat larik;
(b) mempunyai rima yang sama setiap lariknya, yaitu /a/-/a/-/a/-/a/;
(c) semua larik merupakan isi, biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk menyampaikan suatu cerita;
(d) isinya berupa cerita yang mengandung unsur mitos, sejarah, agama/falsafah, atau rekaan belaka.
Contoh syair misalnya: Syair Singapura Dimakan Api (sejarah), Syair Perahu (berisi ajaran agama), Syair Bidadari (rekaan), Syair Ken Tambuhan (rekaan), dan lain-lain. Berikut dikutipan dua bait dari Syair Ken Tambuhan.
Gurindam adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri:
(a) setiap bait terdiri atas dua larik;
(b) setiap bait berima akhir /a/-/a/;
(c) larik pertama merupakan sebab atau syarat, sedangkan larik kedua merupakan akibat atau simpulan;
(d)  kedua larik merupakan kesatuan yang utuh, dan isinya biasanya berupa nasihat tentang keagamaan, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku.

Gurindam yang paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas yang dikarang oleh Raja Ali Haji yang terdiri atas dua belas pasal.Berikut dikutipkan gurindam pasal II dan IV dari Gurindam Dua Belas.

Talibun adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri:
(a) setiap baitnya terdiri atas 6, 8, 10 larik lebih, bahkan sampai ada talibun yang satu baitnya terdiri atas 20 larik;
(b) mempunyai sampiran dan isi;
(c) rumus rimanya abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya;
(d)  terdiri dari dua bagian, bagian sampiran dan bagian isinya. Jadi, talibun yang terdiri dari 6 larik misalnya, tiga larik pertama merupakan sampiran, sedangkan 3 larik berikutnya merupakan isinya.Isinya bervariasi.
Ada yang mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat, keajaiban sesuatu benda/peristiwa, kehebatan/kecantikan seseorang, dan kelakuan serta sikap manusia.
1)      Puisi Baru
Puisi-puisi pada periode Pujangga Baru dikenal sebagai puisi baru.
Ciri-cirinya antara lain:
a) para penyairnya sudah tidak lagi menulis puisi dalam bentuk pantun, syair, atau gurindam;
b) jenis puisinya mengikuti bentuk baru seperti distichon (2 larik), tersina (3 larik), quartrain (4 larik), quint (5 larik), sextet (6 larik), septima (7 larik), oktaf (8 larik), dan soneta (14 larik); 
c) lariknya simetris, penuh rima dan irama; 
d) pilihan katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah-indah; 
e) bahasa kiasan yang banyak dimanfaatkan adalah perbandingan. 
Para penyairnya antara lain: Amir Hamzah, SutanTakdir Alisjahbana, J.E. Tatengkeng, dan Asmara Hadi

a.      Unsur Instrinsik
 Puisi dibangun oleh dua unsur yang saling terkait, yakni strukturbatin/makna dan strukturfisik yang berupa bahasa.
Struktur fisik terdiri atas: diksi, citraan, bahasa kiasan, rima, irama, dan tipografi; sedangkanstruktur batinterdiri atas: tema, perasaan, nada, dan amanat.

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dengan secermat-cermatnya untuk menyampaikan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya agar terjelma ekspresi jiwanya seperti yang dikehendaki penyairnya secara maksimal sehingga pembaca pun akan merasakan hal yang sama.

Citraan atau imaji adalah kata atau susunan kata-kata yg dapat mengungkapkan pengalaman pancaindra yang menyebabkan pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu.Pengimajian ditandai dengan pemakaian kata yang konkret dan khas.
Citraan adalah sebuah efek dalam gambaran angan atau pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ungkapan penyair terhadap sebuah objek yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman.

Bahasa kiasan mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna harfiahnya, yang bisa berupa kata, ataupun susunan kata yang lebih luas.
Bahasa kiasan berfungsi sebagai sarana untuk menimbulkan kejelasan gambaran angan supaya menjadi lebih jelas, menarik, dan hidup.

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk membentuk orkestrasi, yang dapat berbentuk asonansi (ulangan bunyi vokal pada kata yang berurutan), dan aliterasi (ulangan bunyi konsonan pada awal kata yang berurutan), dsb.
Irama adalah pertentangan bunyi: tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/ lemah yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan;
 sedangkan tipografi adalah susunan larik yang terikat dalam membentuk bait puisi, bisa satu larik, dua larik, tiga larik, empat larik, dan seterusnya.

Tema adalah gagasan pokok atau pokok persoalan yang dikemukakan oleh penyairnya.

Secara garis besar hanya ada empat tema besar yang biasanya digeluti oleh para penyair, yaitu keindahan alam, masalah manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, masalah manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, dan masalah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang menyangkut semangat hidup manusia dalam mempertahankan kehidupannya yang lebih baik dan bermanfaat.

Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan (objek puisi) yang digarapnya.Unsur perasaan terkait erat dengan unsur tema atau pokok persoalan dalam puisi
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya(bisa menggurui, penuh kesinisan, mengejek, menyindir, humor, atau secara lugas). Dengan demikian nada sajak sangat erat kaitannya dengan rasa dan pokok persoalan yang dikandung puisi tersebut.

Amanat adalah tujuan atau pesan yang secara eksplisit maupun implisit ingin disampaikan penyair melalui puisi-puisinya kepada pembacanya.

Memparafrasekan Puisi
Memparafrasekan puisi adalah mengubah bentuk puisi menjadi prosa (memprosakan puisi) atau puisi diwajarkan sesuai dengan susunan bahasa yang normatif setelah sebelumnya dilakukan pemenggalan/ penjedaan dengan tepat.
Isi dan Pesan Pokok Puisi
Isi atau makna puisi tersebut melukiskan seseorang (bisa seseorang, penyair sendiri, atau siapa pun), yang tidak diketahui apa sebabnya, pada suatu saat dalam perjalanan hidupnya merasa ragu-ragu antara percaya dan tidak kepada Tuhan, merasa sudah ditinggalkan Tuhan, merasa terkucilkan, putus asa dan tak tahu arah harus berbuat apa; tetapi akhirnya menyadari bahwa dalam situasi rumit seperti yang dialaminya, tiada jalan lain kecuali mengetuk pintu Tuhan, sujud, berserah diri dan pasrah di hadapan Tuhan Yang Maha Murah dan Maha Pengampun. Itulah makna atau isi puisi berjudul “Doa” karya Chairil Anwar.
Lalu pesan apa yang mau disampaikan kepada pembaca? Atau pesan pokok apa yang dapat kita ambil manfaatnya dari puisi tersebut? Jika kita sedang menderita, kita jangan cenderung menyalahkan orang lain yang menjadi sebab penderitaan, atau bahkan menyalahkan Tuhan. Akan tetapi bersikaplah seperti Chairil Anwar yang melantunkan puisi “Doa” ini, bahwa tak ada jalan lain kecuali berserah diri kepada Tuhan, dan menerima dengan ikhlas segala kehendaknya
2. Apresiasi Prosa
Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman, nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang luhur.
1) Ciri-ciri Prosa Lama
a) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
b) Ceritanya anonim “tanpa nama”
c) Milik bersama.
d) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
e) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
2) Ciri-ciri Prosa baru
a) Tertulis.
b) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
c) Dipengaruhi pengarangnya.
d) Dipengaruhi sastra barat.
e) Bentuk ronam,cerpen,drama.
a.      Unsur-unsur dalam Prosa
1.      Unsur-unsur Intrinsik
2.      Unsur-unsur Ekstrinsik
Unsur  Intrinsik :
a) Tema  b) Alur   c) Tokoh dan Penokohan  d) Latar   e) Sudut  Pandang  f) Amanat
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
Penokohan yaitu cara kerja pengarang untuk menampilkan tokoh cerita.
Penokohan dapat dilakukan menggunakan metode
 (1) analitik,
(2) dramatik, dan
(3) kontekstual.
Tokoh cerita akan menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti layaknya manusia.
Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Cara kerja pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat dilakukan melalui penggambaran
(1) fisik,
 (2) psikis, dan
(3) sosial.
Latar berkaitan erat dengan tokoh dan alur.
Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam cerita.
Latar tempat terdiri atas tempat yang dikenal, tempat tidak dikenal, dan tempat yang hanya ada dalam khayalan.
Latar waktu ada yang menunjukkan waktu dengan jelas, namun ada pula yang tidak dapat diketahui secarapasti.
 Cara kerja pengarang untuk membangun cerita bukan hanya melalui penokohan dan perwatakan, melainkan pula dapat melalui sudut pandang.
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung, sebagai orang pertama dan berperan sebagai pengamat atau sebagai orang ketiga.
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam isi cerita.
Unsur ekstrinsik prosa adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra, seperti faktor pendidikan pengarang, faktor kesejarahan, dan faktor sosial budaya.
Apresiasi Drama
Kata drama berasal dari bahasa Greek; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti “berbuat, to act atau to do”. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau beraksi (action). Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Di dalam seni sastra, drama setaraf dengan jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).
Unsur-unsur drama adalah  unsur pembangun yang datang dari dalam teks drama itu atau sering disebut sebagai unsur intrinsik dan unsur pembangun yang datang dari luar teks drama atau sering disebut unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur instrinsik drama meliputi plot atau alur, tokoh atau karakter, dialog, latar atau setting. Apabila drama sebagai naskah itu dipentaskan maka dilengkapi dengan unsur gerak atau action, tata busana dan tata rias, tata panggung, tata bunyi atau suara, dan tata lampu atau sinar
1)      Alur
Alur adalah urutan cerita dan peristiwayang saling berhubungan secara kausalitas atau ada jalinan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan lainnya. Tahapan alur dalam drama dikenal dengan nama eksposisi, komplikasi, dan klimaks.
Pemaparan/ eksposisi, adalah bagian awal naskah drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar.
Bagian alur drama ini berfungsi untuk mengantar penonton ke dalam persoalan utama yang menjadi isi cerita drama tersebut.Eksposisi mendasari dan mengatur gerak dalam masalah-masalah waktu dan tempat. Eksposisi memperkenalkan pelaku, yang akan
dikembangkan dalam bagian utama lakon itu, dan memberikan suatu indikasi resolusi.
Komplikasi bertugas mengembangkan konflik.Tahapan ini muncul ketika adakekuatan,kemauan,sikap,ataupandangan yang saling bertentangan.
Klimaks/krisisatau turning point adalah titik puncak cerita.Bagian ini merupakan tahapan ketika pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya.Peristiwa dalam tahap ini dipandang dari segi tanggapan emosional penonton, menimbulkan puncak ketegangan.
Ujung dari klimaks adalah peleraian/resolusi yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah pemecahan konflikaau masalah.
1)      Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku cerita yang menggerakan plot dari suatu tahapan ke tahapan lain. Kalau drama sebagai naskah dipentaskan, tokoh itu akan diperagakan seorang pelaku atau aktor. Pada saat itu, karakteristik dari karakter-karakter akan semakin jelas dan hidup daripada karakteristik tokoh dalam prosa fiksi.
Berdasarkan perannya dalam lakuan kita mengenal tiga macam tokoh, yaitu: tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan berperan sebagai penggerak lakuan.
Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai penghalang dan masalah bagi protagonis.
Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis atau antagonis, atau berfungsi menjadi penengah pertentangan antara kedua golongan tokoh tersebut.
2)      Dialog atau Percakapan
Beberapa macam fungsi dialog dalam drama, di antaranya yaitu:
a) Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
b) Mengembangkan dan menggerakan plot serta menjelaskan isi cerita drama kepada pembaca atau penonton.
c) Memberikan isyarat peristiwa yang mendahului.
d) Memberikan isyarat peristiwa yang  akan datang.
e) Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
1)      Latar
Latar yang juga disebut setting ini mengacu pada segala keterangan tentang waktu, tempat, dan suasana peristiwa dalam drama.
2)      Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan pokok yang penyampaiannya sangat didukung oleh jalinan unsur tokoh, plot, dan latar cerita.
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. amanat erat kaitannya dengan makna (significance), sedangkan tema berhubungan dengan arti (meaning) dari karya yang kita baca atau kita tonton.Amanat bersifat subjektif, dan tema lebih bersifat objektif.
(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar