Senin, 27 April 2020

Mudik vs Pulang Kampung


Ditengah pandemi  covid 19  Pemerintah  membuat aturan masyarakat di zona merah  dilarang mudik. Namun setelah aturan itu diberlakukan justru ditengah jalan kendaraan pribadi mulai menyemut. Padahal sejak sejak Jumat, 24 April 2020 tepat pukul 00.00. Kenyataan di lapangan, jalanan malah dipenuhi pemudik bermotor dengan tampilan sebagaimana pemudik setiap tahunnya. Tampilan pemudik bermotor adalah, berboncengan bersama teman atau keluarga dengan barang bawaan yang full baik di depan maupun belakang motor. Astaga! Bukankah mudik sudah dilarang? Bagaimana mereka bisa lolos dari petugas yang memantau dan memeriksa pemudik?
Mengapa bisa terjadi lonjakan pemudik? Karena ada jeda waktu antara pengumuman keputusan dilarang mudik dan waktu berlakunya. Tak ayal lagi, jalanan langsung macet karena aktivitas kendaraan sangat banyak seolah berpacu dengan waktu. Mereka yang ingin mudik segera ke luar dari wilayah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau kota berzona merah akibat Covid-19. Seolah tak ingin kehilangan kesempatan yang Cuma beberapa hari saja dari waktu efektif berlakunya dilarang mudik.
Ternyata permasalahan yang muncul bukan hanya masyarakat yang berusaha curi start mudik saja yang ramai diperbincangkan warganet. Menyeruak ke permukaan bahwa mudik berbeda dengan pulang kampung, usai wawancara Presiden Jokowi dan Najwa Shihab yang tayang dalam program televisi. Wawancara yang mampu menuai kontroversi karena mudik dibedakan dengan pulang kampung oleh Presiden Jokowi.
Muncul kerancuan dalam masyarakat yang sudah sering mendengar berbagai istilah sejak wabah Corona merajalela. Mulai dari social distancing, lockdown, dan sebagainya, kini disuguhi kata mudik yang berbeda dengan pulang kampung. Kata yang sebenarnya sudah sangat akrab di telinga masyarakat negeri ini. Kata yang menjadi momen penuh semangat dan kerinduan akan kampung halaman, kini ramai diperdebatkan.
Menurut Jokowi, pulang kampung adalah mereka yang pulang ke kampung halamannya karena sudah tidak ada lagi pekerjaan. Sementara, anak istrinya berada di kampung. Pulang kampung bukan mudik. Kalau mudik itu di hari lebarannya. Untuk merayakan Idulfitri.
Ternyata istilah mudik dan pulang kampung juga tak perlu dicari artinya dalam KBBI. Untuk apa istilah diperdebatkan jika tak menjawab kontroversi. Bukankah sebaiknya dimintakan saja penjelasannya pada pembuat kebijakan. Mudik dan pulang kampung yang dimaksud Presiden Jokowi merujuk pada terminologi selingkung. Suatu istilah yang hanya berlaku pada suatu daerah tertentu saja. Dan itu juga sudah dianggap sah-sah saja.
Kebingungan masyarakat juga bisa dimaklumi karena kurangnya informasi yang lengkap. Jangankan masyarakat, lebih-lebih masyarakat awam, di kalangan pejabat pemerintah saja muncul perbedaan persepsi terhadap dua istilah tersebut.
Menurut Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo. Ia mengatakan, dalam protokol larangan mudik yang dirancang pemerintah, dilakukan pembedaan istilah sebagai berikut:
-Pulang kampung adalah "pulang ke kampung halaman dan tidak akan kembali lagi ke kota".
-Mudik adalah "pulang kampung yang sifatnya sementara dan akan kembali lagi ke kota".
Perhatikan bahwa kedua definisi di atas sama-sama memuat "pulang (ke) kampung". Bedanya pada kembali ke kota atau tidak.
Jadi jelas bahwa kedua istilah tersebut tidak merujuk pada kamus umum yang ada. Di sinilah peran pemerintah untuk memberi penjelasan pada masyarakat agar tidak timbul kerancuan. Dan itu sangat diperlukan agar program yang ingin dicapai melalui keputusan tersebut bisa optimal. Sebagai warga negara yang baik tentu bukan memperdebatkan makna istilah itu saja, tapi lebih fokus pada tujuan akhir keputusan.
Apapun makna istilahnya, yang penting larangan mudik adalah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan segera. Hal inilah yang mesti didukung oleh semua lapisan masyarakat, termasuk pejabat pemerintah. Perang melawan virus Corona mesti dilakukan bersama-sama antara warga masyarakat, pejabat pemerintah, dan petugas kesehatan yang bekerja di garda terdepan. Karena kita semua tentu berharap, pandemi ini segera berakhir.
Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar