Jumat, 03 Mei 2013

Wahai Para Guru, Sudahkah Memiliki Sikap ini? ( Oleh: M. Ali Fauzi)



Mari kita peduli! Mari kita mulai sekarang!

Terkadang masih ada yang berangkat pagi-pagi, menyampaikan materi seharian, kemudian pulang. Besoknya, kemungkinan sama. Lusa, sama. Bisa jadi akan sama dalam setahun, dua tahun, atau bahkan lima tahun. Ya, masih saja ada yang mengajar hanya untuk menggugurkan kewajiban. Sesudah itu, selesai.

Padahal, potensi terbesar untuk merubah masa depan bangsa ada di pundak para pemudanya. Mereka memiliki dua jalan. Jalan pertama memungkinkan mereka jatuh ke jurang kehancuran, kecanduan, dan lembah-lembah tak bermoral. Jalan kedua memungkinkan mereka membangun pribadi yang kuat, mandiri, jujur, tanggung jawab, dan adil.

Maka, wahai para guru, kita harus mendidik dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, sudahkah kita memiliki sikap ini…

- Memberikan pengalaman saat belajar

- Mengajar dan mendidik dengan penuh semangat

- Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti

- Mendidik dengan cara yang disukai anak-anak

- Memberi perhatian setiap kemajuan

- Memandang semua anak berpotensi

- Senang ketika anak-anak bertanya

- Senang melihat anak-anak belajar

- Memuji ketika dia berhasil

- Tidak marah saat anak meluruskan pengetahuan kita

- Tetap sabar ketika ada anak mengalami kesulitan

- Menjadi teladan yang baik

- Bersikap mendidik tanpa marah ketika anak melakukan kesalahan

- Menyayangi seperti anak sendiri

- Bahkan, sedih ketika mendengar anak bersikap tidak baik di luar sekolah

- Dan, Mendoakannya di malam hari

Daftar di atas hanya beberapa. Kita bisa membuatnya lebih banyak. Yang harus kita ingat adalah bahwa setiap anak mencoba belajar tentang hidup dari orang-orang terdekatnya baik keluarga, sekolah, ataupun lingkungan. Ketika anak kurang mengerti terhadap sikapnya, maka mereka akan terus melakukannya sampai ada yang menunjukkan cara yang lebih baik.

Maka mari kita peduli terhadap anak-anak dan generasi muda kita! Karena kita mendidik mereka bukan untuk menghadapi tantangan hari ini, melainkan tantangan di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar