Metode inquiry adalah metode yang
mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama
belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif
(Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada
kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai
pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik
untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.
Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang
kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara
menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik
berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.
Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu
yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini
peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis. Macam Metode
Pembelajaran.
Langkah-langkah dalam proses inquiry
adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban,
serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab
permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan
kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).
Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
(1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang
akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang
dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
mungkin membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta
yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan
sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau
cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan,
kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam
kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian
dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke
sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan
akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang
terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu
diperhatikan.
Guru menggunakan teknik bila
mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka
belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat
berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses
mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik
kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui
bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang
melakukan inquiry.
Teknik inquiry ini memiliki
keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih
baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. (d) Mendorong siswa
untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi
kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
(g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h) Memberi kebebasan
siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara belajar
tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung
proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.( dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar