Ditengah
pandemi covid 19 Pemerintah
membuat aturan masyarakat di zona merah
dilarang mudik. Namun setelah aturan itu diberlakukan justru ditengah
jalan kendaraan pribadi mulai menyemut. Padahal sejak sejak Jumat, 24 April
2020 tepat pukul 00.00. Kenyataan di lapangan, jalanan malah dipenuhi pemudik
bermotor dengan tampilan sebagaimana pemudik setiap tahunnya. Tampilan pemudik
bermotor adalah, berboncengan bersama teman atau keluarga dengan barang bawaan
yang full baik di depan maupun belakang motor. Astaga! Bukankah mudik sudah
dilarang? Bagaimana mereka bisa lolos dari petugas yang memantau dan memeriksa
pemudik?
Mengapa bisa
terjadi lonjakan pemudik? Karena ada jeda waktu antara pengumuman keputusan
dilarang mudik dan waktu berlakunya. Tak ayal lagi, jalanan langsung macet
karena aktivitas kendaraan sangat banyak seolah berpacu dengan waktu. Mereka
yang ingin mudik segera ke luar dari wilayah yang memberlakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) atau kota berzona merah akibat Covid-19. Seolah
tak ingin kehilangan kesempatan yang Cuma beberapa hari saja dari waktu efektif
berlakunya dilarang mudik.
Ternyata
permasalahan yang muncul bukan hanya masyarakat yang berusaha curi start mudik
saja yang ramai diperbincangkan warganet. Menyeruak ke permukaan bahwa mudik
berbeda dengan pulang kampung, usai wawancara Presiden Jokowi dan Najwa Shihab
yang tayang dalam program televisi. Wawancara yang mampu menuai kontroversi
karena mudik dibedakan dengan pulang kampung oleh Presiden Jokowi.
Muncul kerancuan
dalam masyarakat yang sudah sering mendengar berbagai istilah sejak wabah
Corona merajalela. Mulai dari social distancing, lockdown, dan sebagainya, kini
disuguhi kata mudik yang berbeda dengan pulang kampung. Kata yang sebenarnya
sudah sangat akrab di telinga masyarakat negeri ini. Kata yang menjadi momen
penuh semangat dan kerinduan akan kampung halaman, kini ramai diperdebatkan.
Menurut Jokowi,
pulang kampung adalah mereka yang pulang ke kampung halamannya karena sudah tidak
ada lagi pekerjaan. Sementara, anak istrinya berada di kampung. Pulang kampung
bukan mudik. Kalau mudik itu di hari lebarannya. Untuk merayakan Idulfitri.
Ternyata istilah
mudik dan pulang kampung juga tak perlu dicari artinya dalam KBBI. Untuk apa istilah
diperdebatkan jika tak menjawab kontroversi. Bukankah sebaiknya dimintakan saja
penjelasannya pada pembuat kebijakan. Mudik dan pulang kampung yang dimaksud
Presiden Jokowi merujuk pada terminologi selingkung. Suatu istilah yang hanya
berlaku pada suatu daerah tertentu saja. Dan itu juga sudah dianggap sah-sah
saja.
Kebingungan
masyarakat juga bisa dimaklumi karena kurangnya informasi yang lengkap.
Jangankan masyarakat, lebih-lebih masyarakat awam, di kalangan pejabat
pemerintah saja muncul perbedaan persepsi terhadap dua istilah tersebut.
Menurut Informasi,
dan Humas BNPB Agus Wibowo. Ia mengatakan, dalam protokol larangan mudik yang
dirancang pemerintah, dilakukan pembedaan istilah sebagai berikut:
-Pulang kampung
adalah "pulang ke kampung halaman dan tidak akan kembali lagi ke
kota".
-Mudik adalah
"pulang kampung yang sifatnya sementara dan akan kembali lagi ke
kota".
Perhatikan bahwa
kedua definisi di atas sama-sama memuat "pulang (ke) kampung".
Bedanya pada kembali ke kota atau tidak.
Jadi jelas bahwa
kedua istilah tersebut tidak merujuk pada kamus umum yang ada. Di sinilah peran
pemerintah untuk memberi penjelasan pada masyarakat agar tidak timbul
kerancuan. Dan itu sangat diperlukan agar program yang ingin dicapai melalui
keputusan tersebut bisa optimal. Sebagai warga negara yang baik tentu bukan
memperdebatkan makna istilah itu saja, tapi lebih fokus pada tujuan akhir
keputusan.
Apapun makna
istilahnya, yang penting larangan mudik adalah untuk memutus mata rantai
penularan Covid-19 dengan segera. Hal inilah yang mesti didukung oleh semua
lapisan masyarakat, termasuk pejabat pemerintah. Perang melawan virus Corona
mesti dilakukan bersama-sama antara warga masyarakat, pejabat pemerintah, dan
petugas kesehatan yang bekerja di garda terdepan. Karena kita semua tentu
berharap, pandemi ini segera berakhir.
Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar