Minggu, 26 Juli 2015

Hari Pertama Sekolah

Hari pertama sekolah membuatku sedikit emosional, bagaimana tidak ? seharusnya hari pertama masuk sekolah harus tampil lebih wah dan mempesona....justru yang terjadi adalah sebaliknya. Semua berawal ketika saya sudah sampai sekolah pagi-pagi sebelum jam 07.00 . Siswa baru kelas satu dan sebagian besar wali murid kelas satu mengantar anak sampai ke kelas. Meski sudah berkali kali diberi tahu dan diperingatkan agar orang tua tidak masuk kelas, mereka tetap semangat tetap masuk kelas. Yang menjadi lebih heran guru guru kelas satu yang seharusnya datang lebih pagi, ini malah datang siang ? ini yang membuat saya sedikit kecewa, bahkan lebih kecewa ketika anak-anak ingin masuk kelas, guru kelas satu ada juga yang belum datang. Bagaimana mau memberikan kesan pertama selalu menggoda ? bagaimana mau membuat pertemuan pertama berkesan dengan siswa kelas Satu baru ?

Hal ini yang membuat saya sedikit kecewa, meski sudah dirapatkan, diambil keputusan tetap masih ada yang belum datang. Aroma semangat belajar setelah Ramadhan dan Idul Fitri hilang begitu saja. Semangat Idul Fitri tenggelam ditengah keangkuhan masing-masing.

Hari pertama sekolah sebaiknya seluruh komponen sekolah betul betul siap, namun dibalik itu semua bertolak belakang dari apa yang diharapkan. Bagaimana mau memberi pelayanan terbaik dan maju ? semua hanya sia sia yang tak bisa dihitung ruginya.

Hari Pertama sekolah sebaiknya pertama membuat terpesona, ini justru pertama membuat kecewa.

Minggu, 12 Juli 2015

SUSAHNYA MENJADI IBU

Ketika akhir masa pelajaran 2014/2015 anak keduaku ingin melanjutkan ke SMA di Pulau Jawa. Ada rasa bangga,ada rasa sedih,ada rasa haru,ada rasa kasihan menjadi satu.
Kini setelah diterima disebuah SMA di tanah kelahiranku yakni Cilacap, aku merasa kesepian...aku hanya tinggal dengan anakku yang ketiga. untung saja anak sulungku libur semester sehingga tidak begitu sepi.
Di balik itu semua...semua pekerjaan sistriku harus aku jalani. Kadang senang...kadang susah , kadang juga tidak tahu harus masak apa ? Sampai sampai anak ketigaku protes dengan menu masakkan yang itu itu saja.
Susahnya menjadi seorang ibu...seorang ibu sekaligus istri betul betul berjuang untuk anak,suami dan kerluarganya.